Pages

Tuesday, March 29, 2011

Jamur Tiram Tak Kenal Krisis?

Oleh: Aki Eman

“Kompas” tanggal 14 Maret 2009 pada lembar Bisnis & Keuangan memuat artikel mengenai budidaya jamur tiram. Pada tulisan itu dinyatakan betapa mudahnya menjalankan budidaya tersebut dan hanya dengan modal Rp 20 juta sudah bisa meraup keuntungan antara Rp 3 – Rp 5 juta per bulannya.


Pernyataan tersebut terlalu “berlebihan” sebab pada kenyataannya melakukan usaha jamur hususnya tiram memerlukan keuletan, ketekunan, ditambah kesabaran ketika diterpa kegagalan demi kegagalan. Hanya mereka yang serius dan penuh perhitungan yang bakal berhasil di usaha ini.


Pengalaman saya dalam budidaya jamur yang dialami selama 4 tahun dengan lokasi usaha di Cisarua Bandung, menunjukkan hal yang berbeda dengan usaha Widodo di Parakan Muncang Bogor. Misalnya diharga saja saat ini jamur tiram per kilogramnya di Cisarua hanya Rp 6.500 sementara di Bogor Rp 12.000

Juga mengenai teknologi budidaya jamur dimana dinyatakan tidak begitu rumit, pada kenyataannya meskipun memang tidak rumit sekali akan tetapi kalau sterilisasi medianya hanya dengan dikukus di dalam drum akan banyak kegagalan dari pada keberhasilannya. Terutama karena tidak sempurnanya pemanasan saat mengukus media tersebut dan mengakibatkan akan didahului pertumbuhan jamur lain yang tidak dikehendaki dan sangat mengganggu. Petani jamur Cisarua tentang gangguan pertumbuhan jamur lain ini menyebutnya dengan pengoncoman.


Syukur ada pembinaan dari IPB, di Cisarua Bandung masih mengharapkan mendapatkan bantuan bimbingan baik dari perguruan tinggi maupun dari Departemen Pertanian, petani-petani kecil yang sangat mengharapkan hasil yang baik jangan dibiarkan sendiri-sendiri yang ahirnya mendapatkan kegagalan dan kumbung (rumah jamur) dibiarkan kosong melompong.


Apalagi sekarang dimana subsidi BBM untuk minyak tanah dicabut harga bahan bakar tersebut demikian tinggi, sangat membebani usaha petani kecil dalam usaha jamur tiram. Peralihan ke bahan bakar gas elpiji masih belum terciptakan peralihan teknologinya. Malahan ada yang mencoba hanya menggunakan bahan bakar kayu untuk proses sterilisasinya.


Bukan menakut-nakuti mereka yang mau terjun ke usaha budidaya jamur ini akan tetapi “menganggap enteng” budidaya jamur tiram adalah cukup menyesatkan. Karena usaha apapun di bidang pertanian hususnya sayur mayur akan selalu tidak lepas dari kerugian dan kegagalan. Oleh karena itu sangat perlu mempelajarinya dan memasang niat secara serius.

No comments: