Pages

Sunday, May 10, 2009

Bagaimana budidaya jamur tiram

Tidak begitu sulit asal ada sedikit minat, sedikit tekun, sedikit membaca, sedikit bertanya, sedikit modal dan sedikit waktu untuk mengerjakannya – meski syaratnya dirasa berlebihan – sudah cukup sebagai pemula. Ini yang harus diketahui:

Syarat tumbuh
Pemilihan lokasi, suhu, kelembaban, dan cahaya. Salah menentukan lokasi menyebabkan jamur tidak akan tumbuh optimal.

Serbuk gergaji
Serbuk gergaji sebagai bahan utama media tumbuh jamur mengandung karbohidrat, serat, dan lignin. Pakailah serbuk gergaji yang kering dan bersih, tidak mengandung minyak ataupun getah.

Bahan tambahan
Bekatul atau dedak, kapur (CaCO3), Gips (CaSO4), dan kantong plastik, untuk wadah media tanam, sebab bahannya berupa serbuk gergaji dsb.

Prasarana produksi
Alat kerja: Perlengkapan pengukusan, kompor semawar lengkap, bangunan kumbung.

Bahan penunjang:
Bibit jamur, alkohol dan spiritus, minyak tanah, karet gelang, dan kapas atau sisa pemintalan untuk sumbat.

Pembuatan media tanam

Alur kerjanya begini


Menyiapkan bahan:
Semua bahan yang diperlukan ditakar sesuai formulasi
Pencampuran: Bahan dan bahan penunjang yaitu serbuk gergaji, dedak, kapur, dan TSP sesuai formulasi dicampur. Tambahkan air sejumlah 20% dari bobot campuran tadi.

Pengayakan:
Campuran serbuk gergaji itu diayak

Pengomposan:
Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk campuran serbuk gergaji tadi. Tumpukkan itu diselubungi secara rapat menggunakan plastik. Pengomposan dilakukan selama 24 – 48 jam.
Pengukusan: Serbuk kayu diwadahi dengan karung ukuran 25 Kg beras, karung diberi lubang agar uap air panas masuk ke dalamnya. Kemudian dikukus di tempat pengukusan selama kurang lebih 24 jam pada suhu 80 – 90 C (atau sampai bahan bakar minyak tanah 120 liter habis, kapasitas kukusan untuk 1.200 log/bungkus media tanam).

Pembungkusan:
Campuran serbuk gergaji siap dimasukkan kedalam kantung plastik. Pengisian kurang lebih tiga perempat bagian saja. Padatkan dengan menggunakan botol atau alat lain. Bagian atas plastik dilipat dan media disimpan dalam posisi terbalik.

Pendinginan:
Setelah pembungkusan, media didinginkan antara 8 – 12 jam, hingga suhu media tanam mencapai 35 – 40 C. Kemudian kepada media tanam sudah siap dilakukan pembibitan.

Inokulasi:
Inokulasi adalah penanaman bibit jamur kedalam media tanam. bibit yang ditanam berasal dari miselium jamur. Bibit jamur cukup ditaburkan di bagian atas permukaan media tanam.

Media berisi bibit ditutup kapas atau kapuk randu, atau sobekan kertas koran. Penutupan bermaksud menjaga kondisi optimal bagi pemrtumbuhan jamur. Miselia jamur saat baru ditanam tidak memerlukan banyak oksigen, tetapi tetap harus ada pertukaran udara.

Masa inkubasi
Media yang telah selesai diinokulasi dimasukkan ke dalam ruangan penyimpanan khusus. Masa ini disebut masa inkubasi. Spawn running atau inkubasi adalah masa pertumbuhan miselia jamur. Pada masa ini jamur memerlukan kondisi tertentu. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan miselia antara 22 – 28 C. Suhu di ruang penyimpanan harus dijaga agar stabil. Tidak boleh terlalu berfluktuasi, baik siang maupun malam hari. Inkubasi dilakukan hingga miselia tumbuh merata menutupi seluruh permukaan media tanam. Diperlukan waktu 40 hingga 60 hari sejak penginokulasian.

Bila jangka waktu 2 minggu tidak kelihatan ada tanda-tanda pertumbuhan miselia jamur putih yang merambat ke arah bawah, maka kemungkinan besar jamur tidak tumbuh. Media yang tidak ditumbuhi miselia bisa disteril ulang. Untuk kemudian juga diinokulasdi ulang. Bila setelah penginokulasian kedua miselia tetap tidak tumbuh, maka media tanam itu rusak dan perlu disingkirkan.

Bersambung...

Kunjungi link di bawah ini untuk informasi tambahan
  1. Peta lokasi
  2. Foto Wisma
  3. Our last Activities (berisi foto-foto kegiatan di wisma)
  4. Artikel (berisi tulisan-tulisan seputar jamur)

No comments: